Minggu, 24 Januari 2010
Suku Bakumpai atau Dayak Bakumpai adalah subetnis rumpun Dayak Ngaju yang mendiami sepanjang tepian daerah aliran sungai Barito di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yaitu dari kota Marabahan, Barito Kuala sampai kota Puruk Cahu, Murung Raya. Suku Bakumpai berasal bagian hulu dari bekas Distrik Bakumpai sedangkan di bagian hilirnya adalah pemukiman orang Barangas (Baraki). Sebelah utara (hulu) dari wilayah bekas Distrik Bakumpai adalah wilayah Distrik Mangkatip (Mengkatib) merupakan pemukiman suku Dayak Bara Dia atau Suku Dayak Mangkatip. Suku Bakumpai maupun suku Mangkatip merupakan keturunan suku Dayak Ngaju dari Tanah Dayak.
Menurut situs "Joshua Project" suku Bakumpai berjumlah 41.000 jiwa.
Populasi suku Bakumpai di Kalimantan Selatan pada sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik berjumlah 20.609 jiwa. Di Kalimantan Selatan, suku Bakumpai terbanyak terdapat di kabupaten Barito Kuala sejumlah 18.892 jiwa (tahun 2000).
Kabupaten yang terdapat suku Bakumpai :
* Barito Kuala (kecamatan Bakumpai, Tabukan dan Kuripan)
* Barito Selatan
* Barito Utara
* Murung Raya
* Katingan, berupa enclave
* Sebagian suku Bakumpai bermigrasi dari hulu sungai Barito menuju hulu sungai Mahakam, yaitu ke Long Iram, Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Hampir seluruh suku Bakumpai beragama Islam dan relatif sudah tidak nampak religi suku seperti pada kebanyakan suku Dayak (Kaharingan). Upacara adat yang berkaitan dengan sisa-sisa kepercayaan lama, misalnya ritual "Badewa" dan "Manyanggar Lebu".
Menurut Tjilik Riwut, Suku Dayak Bakumpai merupakan suku kekeluargaan yang termasuk golongan suku (kecil) Dayak Ngaju. Suku Dayak Ngaju merupakan salah satu dari 4 suku kecil bagian dari suku besar (rumpun) yang juga dinamakan Dayak Ngaju (Ot Danum).
Mungkin adapula yang menamakan rumpun suku ini dengan nama rumpun Dayak Ot Danum. Penamaan ini juga dapat dipakai, sebab menurut Tjilik Riwut, suku Dayak Ngaju merupakan keturunan dari Dayak Ot Danum yang tinggal atau berasal dari hulu sungai-sungai yang terdapat di kawasan ini, tetapi sudah mengalami perubahan bahasa. Jadi suku Ot Danum merupakan induk suku, tetapi suku Dayak Ngaju merupakan suku yang dominan di kawasan ini.
Silsilah suku Bakumpai;
Suku Dayak (suku asal), terbagi suku besar (rumpun):
* Dayak Laut (Iban)
* Dayak Darat
* Dayak Apo Kayan / Kenyah-Bahau
* Dayak Murut
* Dayak Ngaju / Ot Danum, terbagi 4 suku kecil:
o Dayak Maanyan
o Dayak Lawangan
o Dayak Dusun
o Dayak Ngaju, terbagi beberapa suku kekeluargaan :
+ Dayak Bakumpai
+ dan lain-lain
Perbandingan hubungan suku Bakumpai dengan suku Dayak Ngaju, seperti hubungan suku Tengger dengan suku Jawa. Suku Dayak Ngaju merupakan suku induk bagi suku Bakumpai.
Populasi Suku Bangsa Bakumpai
Populasi suku Bakumpai diperkirakan sebagai berikut :
* 20.609 di Propinsi Kalimantan Selatan (BPS - sensus th. 2000)
* 20.000 di Propinsi Kalimantan Tengah
* 1.000 di Propinsi Kalimantan Timur (Long Iram, Kutai Barat)
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), populasi suku Bakumpai di Kalimantan Selatan berjumlah 20.609 jiwa, yang terdistribusi pada beberapa kabupaten dan kota, yaitu :
* 32 jiwa di kabupaten Tanah Laut
* 397 jiwa di kabupaten Kota Baru (termasuk Tanah Bumbu)
* 34 jiwa di kabupaten Banjar
* 18.892 jiwa di kabupaten Barito Kuala
* 12 jiwa di kabupaten Tapin
* 3 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Selatan
* 23 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Tengah
* 42 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Utara (termasuk Balangan)
* 41 jiwa di kabupaten Tabalong
* 1.048 jiwa di kota Banjarmasin
* 85 jiwa di kota Banjarbaru
SEPERTI Apa kehidupan mereka?
Daerah tempat tinggal adalah Bakumpai bersilang dengan banyak sungai. Oleh karena itu yang Bakumpai mengembangkan teknologi untuk transportasi air. Mereka biasanya petani sawah karena naik dan turunnya air pasang. Pekerjaan lainnya adalah budidaya un-sawah irigasi, memancing di sungai, perdagangan, dan produksi alat rumah tangga. Meskipun Bakumpai dianggap bagian dari kelompok yang lebih besar dari suku-suku Dayak, mereka kehidupan sosial dan budaya lebih dipengaruhi oleh budaya orang Banjar. Di masa lalu, ketika wilayah Banjarmasin masih dikuasai oleh kerajaan Hindu, sistem sosial ini dipengaruhi oleh sistem kasta sesuai dengan agama Hindu. Sistem kekerabatan dari Bakumpai juga mirip dengan sistem bilateral Banjar. Bersama dengan suami, istri juga latihan peran penting dalam keluarga inti. Menurut tradisi Bakumpai, pasangan yang baru menikah bebas untuk memilih tempat tinggal. Mereka mungkin memilih untuk hidup dengan kerabat suami, dengan istri saudara, atau secara terpisah di rumah mereka sendiri. Sistem membagi warisan cenderung dilaksanakan sesuai dengan aturan agama Islam.
Apa yang mereka percaya?
Umumnya, Bakumpai adalah pengikut Islam. Pengaruh Islam dapat dilihat dalam hampir setiap aspek kehidupan mereka. Pengaruh Islam jelas dalam sistem sosial mereka, hubungan keluarga besar, dan bahkan dalam upaya artistik mereka. Daerah Marabahan, pusat daerah tempat tinggal Bakumpai, telah menghasilkan banyak guru Islam yang terkenal yang telah menyebarkan agama Islam sejauh sumber Sungai Barito.
Apa kebutuhan mereka?
Pada saat ini kebutuhan teknologi Bakumpai perbaikan metode pertanian untuk memfasilitasi pengembangan tanah berawa mereka. Sampai sekarang, mereka sistem irigasi untuk sawah-sawah ini benar-benar tergantung pada naik dan turunnya air pasang, baik dari laut atau dari cabang-cabang Sungai Barito. Mereka belum memiliki sistem irigasi yang memadai untuk semua kebutuhan mereka dan dapat diandalkan. Dalam rangka meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat, Bakumpai juga membutuhkan lebih banyak perhatian medis, klinik, dan tenaga medis. Di samping itu, pengembangan armada transportasi mereka di sepanjang sungai dan peningkatan keterampilan hasil karya mereka akan sangat membantu dalam meningkatkan pendapatan mereka.
Teks sumber: Copyright © PJRN - Indonesian National Research Network. Digunakan dengan izin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar